Langsung ke konten utama

Postingan

Popular Posts This Month

Tears are Prayers too

Sudah terlalu lama vacum dari blogger karena mengurus pekerjaan yang tak kunjung selesai. Seminggu kedepan aku akan terus berlatih menulis untuk mengisi waktu WFH.  Banyak hal yang ingin kuceritakan semenjak tidak rutin menulis. Menurutku menulis adalah healing untuk menyudahi emosi negatif. Semenjak tidak menulis, aku menutupi perasaan.  mendiamkan emosi dan aku merapatkan lisanku supaya tidak menyakiti orang lain ketika marah. Sangat lelah rasanya, kata-kata yang seharusnya keluar dari lisan hanya tergantikan dengan tetes air mata yang tak terbendung. aku percaya, tears are prayers too.. mereka mengalir turun dari kedua mata lalu pergi menyampaikan doa doa kita kepada Allah saat kita sudah kehabisan kata kata untuk bicara.
Postingan terbaru

Sebagian Dariku..

Beberapa hal, bagiku adalah sesuatu yang tidak bisa kubagi. Namun terkadang, hal-hal tersebut adalah yang memenuhi diriku sehingga aku tak tahan lagi.  Beberapa hal itu kemudian kubagikan pada sebagian diriku. Sebagian adalah isak tangisku, sebagian adalah air mataku, sebagian lagi adalah keluargaku, sebagian lagi kucurahkan pada Tuhanku. Sebagian lainnya berwujud kamu. Namun aku baru menyadari, bahwa kamu adalah sebagian diriku, dan seutuhnya kamu. Sebagian itu selayaknya merupakan porsi tahu diriku. Jikalau tak cukup, kurasa kau benar. Aku harus mencari sebagian-sebagian lain dari diriku. Yang mungkin masih berpencar, atau yang di sekitar namun tak kuacuhkan. Aku harus menyadari bahwa tak hanya kebahagian yang boleh disebar. Kesedihan pun tak salah jika ditebar. Dan kamu yang menyadarkanku. Terima kasih untuk itu.

Ada..

Yang perlu kauhebatkan adalah jiwa, sebab ia penopang tubuh dalam lemah. Yang jika kamu lengah sedikit saja, ia bisa berputus asa. Yang perlu kau luaskan adalah mata, sebab ia harus melihat dari berbagai sisi dunia. Yang jika kamu menutupnya sedetik saja, maka ia bisa seperti ujung tombak paling kejam; enggan memahami sesama. Yang perlu kaukuatkan adalah batin, sebab ia rentan akan berbagai macam perasaan. Yang jika tak kaucermati, layaknya ia akan jadi pembenci. Yang perlu kau kokohkan adalah hati, sebab ia rapuh pada luka. Yang jika kamu salah meletakkannya, ia hancur seketika. Yang harus kaupahami, bahwa tidak semua orang mampu mengerti letihmu. Bahwa tidak semua orang mau tahu apa yang membuatmu meneteskan pilu. Bahwa tidak semua orang sudi peduli padamu, meski nyatanya dialah penyebab utama kesedihanmu. Tapi ada di luar sana, entah di mana—jauh di mata atau justru di dekapmu—entah siapa—kau tahu namanya atau justru tak mengenalinya sama sekali—yang diam-diam t

Terakhir..

Kalau sepagi ini aku menangis lagi…. Menjauhlah dariku, seperti maumu. Tapi tolong, mendekaplah lebih dekat pada-Nya, yang akan selalu ada untukmu. Bepergianlah sesukamu, dengan siapapun inginmu. Tapi kumohon, pulanglah … pulanglah jika suara azan sudah terdengar memanggilimu. Kamu boleh tidak mengingat aku, tapi kuharap tak sedetikpun kamu melupakan-Nya, yang memberimu kekuatan begitu dalam. Kuizinkan kamu menyakitiku, sesuka hatimu. Tapi kumohon untuk kesekian kali, jangan berhenti mencintai dhuhamu, jangan lupa dengan 5 waktumu, puasamu, sedekahmu … jangan bosan dengan tadarusmu, jangan pernah berhenti melakukan apapun untuk tujuan akhirmu: Surga. Kalau sepagi ini aku tak bisa mengingatkanmu lagi dan ini cara terakhirku mencintaimu..

bittersweet

It always rains lately, and I can’t stop laying my eyes on your writings. I must’ve been loved you, adored you, for so long. But I guess I just realised how much I do lately.  I once knew you from a close friend of mine.  We still are, if you make ones. But then, apparently my love grows. I started to love how you talk about everything. You have sort of wittiness on the tip of your tongue, and it’s lovely. It’s adorable. And I love it.  you’re smart. You scored 3 out of 4 criteria of how my dream guy most likely would be. You’re just not handsome. I know, shallow. But most of all, I love how you talk about love. How it’s bitter, but at the very same time, it’s sweet. You remind me of my favorite kind of chocolate. Or durians. Bittersweet. Bittersweetness can maybe be just both sides of everybody. But nobody works it as beautifully as you do. Hope I can meet you, at some points of my life

cinta atau hanya sekedar nyaman?

Bagaimana aku bisa membedakannya? Ketika rindu mulai ada sesaat setelah kita tak berhadap, kau memalingkan tatap. Ketika rindu menyergap ketika hanya sejengkal jarak kita membentang. Ketika kaulah yang kepadanya aku akan berteriak ketika pada diriku sendiri aku lupa cara berkata. Ketika bahumulah yang selalu kupilih akan kusandari ketika aliran sungai membentang dari mata ke leherku.  Jadi, bagaimana aku bisa membedakannya? Bagaimana aku bisa membedakannya? Saat aku tahu kau tidak peduli bahwa pada hatimulah aku menaruh harap, namun aku tetap berharap. Saat aku tahu kau ada hanya sebagai telinga bukan untuk tempatku bersandar, namun aku kukuh untuk bersandar. Saat aku tahu kerap kau memalingkan muka untuk melihat dia,  namun aku berkeras menunggu tatap.  Maka, bagaimana aku bisa membedakannya? Bagaimana aku bisa membedakannya? Ketika kau adalah tempat aku pulang. Ketika bersamamu adalah rumah. Ketika mendengar tawamu adalah melodi yang paling aku suka. Ketika ceritamu

serenade

 Have i told you lately, Dear? I  shiver every time that you are near The thought of you is just too addictive to bear You make me feel like I can fly, this i swear. “I’m in love with you”, butterflies in my stomach "Me too, Love", stupid words my brain could make Your magic smile, remedy for my headache  Your honest words, dying to hope it isn’t fake. See, love's so powerful, it drives me crazy Love shows up, it makes me smile instantly With you is the only time i feel stress free I'm drowning in your love, please don't save me. Now Dear, have the bravery to hold my hand Then undoubtedly guide me to the holy land One day on top of the mountain our love will stand Up straight, until the time meets its end.